tidak memiliki anak adalah keputusan dalam hidup atau pilihan untuk tidak memiliki anak, termasuk anak tiri, anak kandung atau anak angkat. Penggunaan istilah Childfree untuk menyebut orang yang memilih untuk tidak memiliki anak mulai muncul pada abad ke-20.
Belakangan ini, Childfree menjadi kata yang populer diperbincangkan masyarakat. Tanpa anak adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan konsep bahwa pasangan memilih untuk tidak merawat anak atau tidak memiliki anak.
Alasan memilih Childfree
Ada beberapa alasan untuk memilih Childfree. Pertama, Anda ingin fokus pada pekerjaan, hobi, atau tujuan Anda. Kedua, masalah kesehatan. Ketiga, trauma masa lalu.
Bagaimana hal ini dipandang dalam kacamata Islam? Berikut penjelasannya.
Agar jelas, hak untuk tidak memiliki anak dalam Islam tidak Haram. Karena tidak ada ayat dalam Quran atau hadits yang memaksa suami istri untuk memiliki anak setelah menikah. Namun, ia didorong untuk memiliki anak agar menjadi keturunan generasi penerus.
1. Tuhan membuat keputusan apakah mengizinkan kita memiliki anak atau tidak.
Adalah fakta bahwa Allah Ta’ala yang menentukan apakah kita akan dikaruniai anak atau tidak, bukan kita. Hanya Tuhan yang memiliki kuasa untuk memberi atau tidak memberi.
2. Salah satu tujuan menikah adalah memiliki anak.
Allah menetapkan syariat nikah bukan hanya untuk alasan mengakhiri hubungan biologis. Tetapi pernikahan juga termasuk untuk memiliki memiliki keturunan.
Sebagian sahabat seperti Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Anas menafsirkan bahwa makna, “مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ” adalah dengan meraih anak (keturunan) sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya. (Lihat Tafsir Ibnu Kartsir Qs. Al baqoroh : 187).
3. kehilangan kesempatan pahala mengalir setelah kematian.
Secara alami, kita menginginkan pahala yang terus mengalir setelah kematian, ketika kita tidak mampu lagi melakukan perbuatan baik. Salah satunya dengan cara doa dari anak shalih.
Mungkin seseorang akan berkata, “Bukankah sedekah dan ilmu yang bermanfaat, atau amalan lain pahalanya bisa mengalir saat kita meninggal?” lalu ada yang menjawab, benar, tapi sebagai hamba yang harus beribadah, dia akan menggunakan setiap kesempatan. Jika kita membalik pertanyaan, “Apakah Anda yakin bahwa amal seperti sodaqoh jariyah Akan mengalir pahalanya?” Yakin ilmu kita bermanfaat? Jadi kami mengambil setiap kesempatan yang datang untuk bisa berbuat kebaikan. Jika bukan dari sedekah, bisa jadi datang dari anak sholeh atau ilmu yang memanfaatkannya.
4. Kehilangan salah satu cara untuk diangkat derajatnya di surga.
Memasuki surga adalah harapan besar bagi kita. Nyatanya, meski kita menerima tingkat yang lebih rendah dari surga, itu juga merupakan kenikmatan. Tapi nabi mengajarkan kita untuk berharap di surga ngerasa Di derajat yang tinggi.
Bisa jadi seseorang berada pada derajat yang rendah namun Allah mengangkatnya karena sebab anak.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam juga bersabda :
إِنَّ الرَّجُلَ لَتُرْفَعُ دَرَجَتُهُ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ أَنَّى لِيْ هَذَا فَيُقَالُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
Sesungguhnya ada seseorang yang diangkat kedudukannya di Surga kelak. Ia pun bertanya, “Bagaimana hal ini?” Maka dijawab: “Lantaran istighfar anakmu untukmu. (HR. Ibnu Majah)
Penutup
Karena hal tersebutlah dalam Al-Quran surat Maryam ayat 2 sampai 15 dan Surah Ali Imran ayat 38 sampai 41 mengisahkan seorang Nabi yang bernama Zakaria yang mengharapkan seorang anak.
Dengan banyaknya keutamaan memiliki anak yang bersumber dari keyakinan agama, apakah Anda masih ingin memiliki anak?
Leave a Reply