Dikisahkan bahwa dahulu ada sebagian orang-orang kaya dari keturunan alawi yang memiliki beberapa anak perempuan dari keturunan alawi itu sendiri. Pada saat tertentu sebagian orang kaya dari keturunan alawi ini meninggal dunia, sehingga menyebabkan putri-putri mereka ini mengalami kefakiran. Sehingga mereka bermaksud mencari rizki dengan meninggalkan negaranya. Karena ada kekhawatiran menjadi cemoohan masyarakat. Dalam perjalanan di daerah tertentu, mereka ini masuk ke dalam sebuah masjid yang terlihat sepi. Ibu alawiyah ini akhirnya pun meninggalkan putri-putri nya di dalam masjid tersebut dan dia pun keluar dari masjid agar bisa membawa makanan pokok bagi putri-putri nya.
Kisah Berlanjut
Ibu alawiyah ini bertemu dengan pejabat negara yang statusnya muslim. Sang ibu pun mencoba menjelaskan agamanya kepada pejabat tersebut, namun pejabat tersebut tidak membenarkan. Bahkan pejabat tersebut berkata kepada sang ibu “wajib bagimu mendatangkan bukti bagiku tentang apa yang engkau ceritakan.” Sang ibu alawiyah pun berkata “saya ini adalah orang asing.” Mendengar jawaban ini pejabat tersebut berpaling dengan tidak menggubrisnya. Kemudian sang ibu alawiyah ini berjalan kembali dan bertemu dengan orang majusi (penyembah api). Dia menjelaskan keadaannya kepada orang tersebut. Ternyata orang majusi ini membenarkan perkataan sang ibu dan bahkan mengutus sebagian putri-putri majusi untuk mendatangi putri-putri alawiyah yang ada di masjid untuk berada di rumah majusi. Tidak menyangka ternyata orang majusi tadi benar-benar memaksimalkan dengan memberi penghormatan kepada sang putri dan ibunya.
Pada pertengahan malam, muslim yang menjadi pejabat daerah tadi yang menolak untuk menolong dengan disertai permintaan bukti yang beraneka ragam dari ibu alawiyah. Dirinya kini bermimpi berkaitan dengan hari kiamat dan baginda Nabi Muhammad SAW dikepalanya memakai bendera liwaul hamdi lalu disisi lain nabi, terdapat gedung yanh sangat megah. Orang muslim ini bertanya “wahai utusan Allah untuk siapakah gedung megah ini?.” Lalu Nabi Muhammad SAW pun menjawab “gedung ini untuk orang muslim.” Pejabar daerah tadi menjawab “saya adalah orang muslim yang meng-esa kan Allah.” Lalu Nabi Muhammad SAW pun menjawab “coba datangkanlah kepadaku bukti atas kemuslimanmu kepadaku.” Pejabat negara tadi kebingungan dan hanya bisa menceritakan kepada Nabi Muhammad SAW tentang kabar ibu alawiyah beserta putrinya yang mengeluh kelaparan dan memohon kepadanya namun tidak dibantu.
Ketika pejabat daerah tadi terbangun dari tidurnya, dia pun mengalami puncak kesedihan saat teringat dirinya menolak membantu ibu alawiyah dan putri-putrinya. Bahkan dirinya menekan berbagai pertanyaan atas penjelasan sang ibu. Sehingga dirinya mengalahkan sang ibu untuk mengunjungi rumah orang majusi dan dia pun tidak memperdulikan lagi. Orang majusi yang diceritai tentang pejabat daerah yang muslim ini juga merasakan mimpi yang sama dan mereka pun berkata “sungguh saya telah menemukan barokah menolong ibu alawiyah dan putri-putrinya itu, sehingga saya pun mempersilahkan mengambil 10 dinar untuk diserahkan kepada ibu dan anak-anak nya yang membutuhkan itu.” dan orang majusi tadi berkata kepada pejabat daerah muslim tersebut bahwa “apa yang engkau inginkan dari gedung megah disisi Nabi SAW adalah saya yang lebih berhak, sebagaimana mimpi yang saya alami.” Pejabat tersebut berkata “engkau bukan muslim.” kemudian orang majusi tadi berkata “apakah engkau menyombongkan keislamanmu kepada saya? Demi Allah yang tidak pernah tidur, begitupun keluarga saya sehingga saya masuk islam di depan ibu alawiyah itu beserta anak-anaknya.”
Penutup
Dalam mimpi yang sama, Rasulillah SAW bersabda “Ibu alawiyah dan putri-putrinya apakah berada disampingmu wahai al majusi?” Orang majusi tersebut menjawab “betul wahai nabi” lalu nabi SAW bersabda “istana itu akan diperuntukkan untukmu dan keluargamu.” Mendengar info nabi ini, orang muslim yang mendengar sangat kebingungan, kendati pejabat negara dan tidak menolong orang fakir itu pergi dengan membawa kesedihan dan membawa persoalan yang tidak diketahui kecuali hanya Allah SWT.
Catatan Ngaji:
- Jangan menghardik orang, jangan menyepelekan orang, terkadang Allah menurunkan orang-orang yang bisa sebagai penolong, meski cara yang didatangkan tidak langsung sebagai penolong.
- Janganlah menyombongkan diri dengan apapun yang kita miliki, dan tetaplah membantu orang banyak. (Ini juga salah satu ajaran dari Kiayi Hamim Djazuli/ gus mi).
Kisah ini ada dalam Kitab Irsyadul Ibad
Baca Juga : Munajat Kitab Al-Hikam Ibnu Athailllah
Leave a Reply