Fenomena Jilbab di Indonesia

Personal Jilbab atau Kerudung bukanlah personal yang baru, Namun personal ini banyak memunculkan perbedaan pendapat dari para Ulama.

Salah satu Ulama tersebut adalah Muhammad Quraish Shihab sebagai cendekiawan ilmu Al Qur’an dan mantan Menteri Agama Indonesia pada Kabinet Pembangunan VII. Menyatakan tidakharusan dalam berjilbab bagi perempuan. Akan tetapi Muhammad Quraish Shihab juga mengatakan bahwa pernyataan itu bukanlah pendapatnya melainkan ia hanya menjabarkan pendapat mengenai kewajiban berjilbab.

Dalam Tafsir Munir bahwasanya perempuan yang tidak memberikan rasa ketertarikan kepada laki-laki sebab usianya sehingga yang melihatnya tidak merasakan kenyamanan maka boleh untuk membuka sebagai pakaiannya yang memperlihatkan wajah maupun kepalanya.

Akan tetapi dalam tafsir Jalalain terdapat keterangan bahwa seseorang perempuan yang sudah tua yang tidak lagi haid dan tidak berkeinginan untuk menikah lagi boleh membuka jilbab dengan tidak bermaksud untuk memperlihatkan perhiasannya seperti : kalung, gelang tangan dan gelang kaki. akan tetapi jauh lebih baik jika perempuan tua tersebut tetap memakai jilbabnya.

Pandangan Masyarakat Soal Jilbab

Pandangan Masyarakat mengenai Perempuan yang berjilbab adalah mereka menganggap bahwasanya perempuan tersebut adalah muslimah yang baik dan taat dalam beragama. Sedangkan Perempuan yang tidak memakai jilbab, mereka memandang perempuan tersebut belum beragama dengan benar.

Tetapi dengan kondisi saat ini tidak bisa lagi kereligius seseorang dipatok dengan atribut keagamaan khususnya Jilbab.

sebab banyak sekarang ini orang yang terjerat masalah akhirnya memakai jilbab, yangmana pada kehidupannya sehari-hari ia sama sekali tidak berhijab. Ada pula orang yang berhijab tapi tidak menunjukkan keanggunan dan sebagai muslimah yang taat.

Masyarakat saat ini harus lebih profesional dalam menilai seseorang. Jangan melihat dari apa yang dikenakan seseorang, walaupun secara naluri kita menilai perempuan yang berjilbab itu lebih baik dari perempuan yang tidak berjilbab.

Bukan Islam Saja Yang Perempuannya Berjilbab

Tidak hanya Orang Islam yang kaum perempuannya berjilbab akan tetapi Yahudi Ortodoks juga menganjurkan kaum perempuannya untuk memakai jilbab (tichel) khususnya yang sudah menikah.

Ada beragam alasan mengapa perempuan berjilbab, seperti: pertama karena alasan teologis baik itu karena proses perjuangan panjang sampai akhirnya meyakini bahwa jilbab adalah pakaian yang diwajibkan dalam Islam atau karena tekanan akan rasa takut pada dosa. Kedua, berjilbab karena paksaan, semisal peraturan yang mewajibkan berjilbab seperti dalam lembaga-lembaga tertentu. Ketiga, karena alasan psikologis, misal tidak merasa nyaman karena semua orang di lingkungannya berjilbab atau karena ingin mencari rasa aman. Keempat, tuntutan gaya hidup, karena alasan modis atau lifestyle agar nampak cantik dan trendi, yang dibuktikan engan maraknya toko busana muslim. Keenam, alasan politis, yaitu memenuhi tuntutan kelompok Islam tertentu yang mengedepankan simbol-simbol agama sebagai dagangan politik.

Ragam Model Hijab

Berdasarkan pengamatan Saya, paling tidak ada tiga macam model hijab di Indonesia;

1. Hijab sederhana. Hijab model ini berukuran pendek sebahu dan ada banyak warna dan model. Model jenis ini paling populer dan pemakainya sampai sekitar 70% muslimah.

2. Hijab konservatif. Hijab ini lebar, menutup seluruh tubuh bagian atas dan biasanya warnanya putih, hitam dan coklat. Beberapa orang menamakannya sebagai hijab syar’i atau hijab yang berdasarkan ajaran Islam. Hijab model ini digunakan oleh sekitar 10% oleh muslimah Indonesia.

3. Hijab modis. Hijab model ini mempunyai beragam model dan warna. Kalangan menengah ke atas biasanya menggunakan hijab model ini. Harganya beragam dari berkisar 50 ribu rupiah sampai jutaan rupiah.