Kedudukan kemuliaan perempuan dalam masyarakat atau kesetaraan gender merupakan salah satu hal yang sangat penting. Perempuan seringkali dipandang lemah sehingga menjadi salah satu kendala dalam beberapa bidang pekerjaan dan aspek kehidupan lainnya. Seiring dengan meningkatnya kesadaran perempuan akan hak-haknya, penting bagi para pendeta atau pemuka agama untuk memiliki kearifan dalam memberikan penjelasan. Lalu bagaimana Islam menyelesaikan masalah ini?
Menurut Rohidin, perempuan memiliki tanggung jawab untuk menutup mitos-mitos filosofis yang bias, seperti anggapan bahwa kehidupan perempuan hanya untuk memasak, di sumur, mengurus keluarga dan anak. Apa yang dipandang membuat perempuan tertindas membuat perempuan menjadi kurang manusiawi.
Sementara itu, KH. Nasaruddin Umar dalam ceramahnya mengatakan, “Asmaul Husna 99 memberikan kesempatan khusus bagi perempuan karena 80% Asmaul Husna adalah nama perempuan dan hanya 20% nama laki-laki,” ujarnya. Ia juga menyinggung pendapat Syekh Ibnu Arabi yang langsung menjelaskan kepada murid-muridnya bahwa jika ingin cepat mendapat penghormatan yang tinggi dari Allah SWT, maka harus terlebih dahulu menjadi seorang wanita.
Tujuannya di sini bukan untuk laki-laki berubah menjadi perempuan tetapi untuk mengembangkan karakter Asmaul Husna yang luar biasa dan pribadi Nabi besar kita Muhammad SAW,” jelasnya.
Al-Quran juga lebih menonjolkan sebagai feminis book daripada maskulin book. Hal ini terlihat dari banyaknya kata Ar-Rahman maupun Ar-Rahim yang diulang sebanyak 114 kali dalam Al Quran dan berasal dari akar kata yang sama yaitu Rahim yang artinya cinta dan kasih sayang yang menggambarkan tipe wanita. Ada juga kata-kata laki-laki seperti Al-Mutakabbir (Sombong) dan Al-Mutaqim (Vendous) tetapi hanya diulang satu kali.
Menjadi Perempuan
“Menjadi perempuan adalah kekuatan yang besar, surga ada di bawah telapak kaki ibu, yaitu perempuan. Yang kami layani, Allah berfirman ibumu tiga kali, lalu ayahmu, menujukan kemuliaan perempuan ” jelasnya.
Menurut Nasaruddin Umar, ada 42 hal yang membuat wanita mencapai batasnya. Beberapa dari mereka adalah campuran dari mitos dan kesalahpahaman agama. Menurut legenda, wanita diciptakan dari tulang rusuk kiri pria yang begitu bengkok sehingga pria memandang rendah wanita.
Padahal Al Quran dan Hadits tidak menyebutkan bahwa wanita dipotong dari tulang rusuknya. Konsep ini sebenarnya muncul dalam Talmud, yang merupakan tafsir atas Taurat dalam Perjanjian Lama.
Wanita juga bisa menjadi pemimpin, kata Allah SWT Ratu Balqis dalam kisahnya dalam tiga surat panjang. Artinya Allah memberi contoh bahwa ada wanita hebat yang menjadi pemimpin.
KH. Nasaruddin menunjukkan bahwa rasisme bukanlah Islam atau Alquran, tetapi interpretasi mereka salah. “Bahkan dengan hadirnya Al Quran membawa keadilan, karena sebelum datangnya Islam, perempuan tidak mendapat warisan, tetapi setelah datangnya Islam, perempuan berhak menerima warisan,” pungkasnya.
Leave a Reply