Peran Santri untuk Negeri di Masa Kini

Berhubung kita semua sekarang sudah berada di masa kini, tentunya banyak peran kita sebagai umat muslim terutama santri untuk kebaikan atau kemaslahatan umat.

Yang namanya santri bukan hanya yang mondok saja, tetapi siapapun yang berakhlak seperti santri itu dinamakan santri.

“Santri, segala kebisaan dipinteri”


-Abi Muhammadun

Santri untuk Negeri

Satu kata sederhana tetapi penuh makna. Santri adalah orang-orang yang dipilih oleh Allah untuk menjadi orang-orang yang mulia.

Karena apa? Karena santri adalah orang-orang yang sedang berusaha untuk selalu mendalami ilmu-ilmu Allah.

Santri untuk Negeri
Santri untuk Negeri

Santri adalah orang-orang yang Allah pilih untuk menjadi orang-orang yang mulia. Selalu berusaha menaati perintah Allah.

Sebagaimana firman Allah di potongan Q.S. Az-Zumar ayat 9, yang berbunyi :

 قُلْ هَلْ يَسْتَوِى الَّذِيْنَ يَعْلَمُوْنَ وَالَّذِيْنَ لَا يَعْلَمُوْنَ ۗ اِنَّمَا يَتَذَكَّرُ اُولُوا الْاَلْبَابِ – ٩

Artinya :

Katakanlah, “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.

Pada intinya, tidak sama orang-orang yang berilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu. Kenapa?

Karena orang-orang yang berilmu mereka bisa membedakan mana yang haq mana yang bathil, mana halal mana haram. Mana miliknya sendiri dan yang milik orang lain, mana uang rakyat mana uang pejabat, mana waktunya sholat mana waktunya ngelayap.

Orang yang berilmu akan bisa mengaplikasikan ilmunya di setiap keadaan, dalam waktu lapang maupun sempit, kaya atau miskin.

Ketika santri sudah memiliki ilmu, kemudian beramal dengan ketaatan, maka inilah titik di mana  negeri membutuhkan generasi-generasi santri untuk bersama mengayomi negeri, menjaga keutuhan NKRI.

Sebagai seorang santri yang ketika di pesantren bukan hanya untuk mengaji, tetapi juga mengabdi harus selalu menjunjung tinggi nilai-nilai khidmah kepada umat dengan lillah.

Hari Santri Nasional

Sejarah telah mencatat dengan tinta emas, bahwa kaum muslim telah terbukti menjaga NKRI dari pihak-pihak yang akan berusaha merongrongnya. Bagi umat muslim berperan membela negara adalah jihad yang dijanjikan surga.

Lebih kuat lagi semangat nasionalisme para santriwan/santriwati didukung oleh dengan adanya  resolusi jihad, Nahdlotul Ulama. Pada tanggal 22 Oktober 1945, yang difatwakan oleh K.H. Hasyim Asy’ari.

Santri untuk Negeri
Hari Santri Nasional

Dan pada masa itu beliau  berkata : “Berperang melawan penjajah hukumnya fardhu ‘ain atau wajib bagi setiap individu.” Sehingga dengan fatwa itu, para santri semangat berjuang, pantang mundur sebelum menang dan tetap berani. 

Jadi setiap 22 Oktober, pemerintah menetapkan sebagai Hari Santri Nasional di Indonesia. Yang mana pada 22 Oktober menjadi ingatan sejarah tentang resolusi jihad.

Bukti nyata adanya keterkaitan antara santri dengan tegaknya Indonesia. Hari Santri adalah wujud penghormatan kepada sejarah perjuangan para santri.

Santri untuk Negeri
Hari Santri Nasional

Sejarah telah mencatat bahwa para santri mewaqafkan hidupnya untuk mempertahankan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan Indonesia.

Para santri dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa yang lain untuk melawan penjajah. Dengan menyusun kekuatan di daerah terpencil, mengatur strategi, dan mengajarkan kesadaran tentang arti kemerdekaan.

بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

“Negeri yang baik dengan Rabb (Tuhan) yang Maha Pengampun”.

Munculnya revolusi jihad tidaklah secara instan bagitu saja tanpa adanya ijtihad yang panjang. Ijtihad yang tidak hanya melewati satu dua generasi, akan tetapi menjalur ke belakang hingga titik masuknya Islam ke bumi Nusantara.

Resolusi jihad adalah hasil proses perjuangan para ulama terdahulu.

Santri untuk Negeri
Resolusi Jihad Santri

Indonesia tidak hanya berdiri di atas air mata dan darah, Indonesia berdiri atas keikhlasan dan perjuangan para santri yang berjiwa nasionalis dan berdarah merah putih.

Peran Santri dalam Mengahadapi Pandemi

Sejauh manakah peran umat Islam terutama para santri dalam menghadapi pandemi ini?

Dahulu para santri bertugas untuk melawan penjajah tetapi sekarang tugasnya adalah untuk memberikan edukasi kepada masyarakat. Salah satunya mengenai protokol kesehatan yakni dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Santri untuk Negeri
Santri untuk Negeri

Pondok pesantren sudah ada sejak negara Indonesia lahir. Sejak itu pula pondok pesantren telah mewarnai dan memberikan kontribusi besar terhadap negara.

Maka pada masa pandemi seperti sekarang ini, para santri harus menjadi garda terdepan, menjadi contoh dan tauladan dalam penanganan covid-19.

Selain itu tidak kalah penting, para santri harus berperan dalam bidang pendidikan. Serta melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang ada sebagai sarana dakwah dan amar ma’ruf nahi munkar.

Jika dahulu jihad santriwan/santriwati adalah melawan penjajah, maka jihadnya sekarang dengan mematuhi protokol kesehatan, mensosialisasikan kepada masyarakat serta belajar dengan giat.

Santri untuk Negeri
Mengambil Peran di Masyarakat

Ini adalah momentum yang tepat bagi kita sebagai santri untuk berkontribusi kepada negeri. Dan mengambil peran dalam menghadapi pandemi.

Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Ali ‘Imron : 103

وَاعْتَصِمُوْا بِحَبْلِ اللّٰهِ جَمِيْعًا وَّلَا تَفَرَّقُوْا ۖوَاذْكُرُوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ كُنْتُمْ اَعْدَاۤءً فَاَلَّفَ بَيْنَ قُلُوْبِكُمْ فَاَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهٖٓ اِخْوَانًاۚ وَكُنْتُمْ عَلٰى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَاَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا ۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اٰيٰتِهٖ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ

Artinya :

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”

Berkhidmahlah dengan apapun yang bisa kita khidmahkan, dengan akal, dengan fisik, dengan tenaga atau dengan harta.

العلم بالتعلم والبركة بالخدمة


“Ilmu itu diperoleh dengan belajar, keberkahan ilmu diperoleh dengan khidmah”

Penutup

Keluhuran suatu bangsa tergantung pada seberapa besar kapasitas keilmuan yang di miliki oleh penduduk-penduduknya.

Oleh karena itu, semakin banyak orang berilmu dalam suatu negara maka semakin besar pula kesempatan negara tersebut untuk terus menjadi negara yang maju. 

Santri untuk Negeri

Baca Juga : Perbedaan Pesantren Salaf dan Pesantren Modern